Update Presiden China minta Trump jaga ucapan dan tindakan berhubung peluru berpandu Korea Utara >> Berita Malay 18

 13/8/17

Presiden AS Donald Trump menjamu Presiden China Xi Jinping di resor pribadinya, Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida.
Presiden AS Donald Trump menjamu Presiden China Xi Jinping di resort peribadinya, Mar-a-Lago di Palm Beach, Florida.( JIM WATSON / AFP )
 
BEIJING  - Presiden China Xi Jinping mendesak Presiden Amerika Syarikat Donald Trump dan Korea Utara untuk menghindari kata-kata dan tindakan yang dapat memperburuk situasi.

Trump dan Korea Utara saling menyampaikan retorika permusuhan. Awalnya, Trump mengumbar ancaman untuk menghujani Korea Utara dengan api dan kemarahan.
Ancaman itu dibalas oleh  Korea Utara dengan rencana pelepasan empat peluru berpandu  ke wilayah di dekat Guam, di mana pangkalan militer AS berada.
Dalam kondisi itu, China sebagai satu-satunya sekutu Korea Utara, mendesak agar masing-masing menahan diri.

Sebelumnya pula, Presiden Trump dalam banyak kesempatan telah menyerukan agar China mengambil peranan yang lebih besar dalam kondisi saat ini.
Trump memperkirakan, jika China mengambil peranannya sebagai sekutu  Korea Utara, maka program rudal dan senjata nuklir   Korea Utara dapat dihentikan.

Seperti diberitakan media di China, dalam percakapan melalui telepon Xi mengatakan kepada Trump bahwa seluruh pihak harus menghentikan ucapan dan tindakan yang dapat mengkeruhkan  suasana.
Xi juga menekankan, China dan AS memiliki kepentingan yang sama, terkait isu denuklirisasi dan menjaga perdamaian di semenjanjung Korea.

Namun, tak terungkap apa yang disampaikan Trump dalam percakapan antara kedua ketua pemerintahan itu. 
Hanya disebutkan bahwa, keduanya memiliki hubungan yang dekat, juga harapan untuk memimpin usaha yang menghasilkan resolusi perdamaian dalam masalah ini.

Sebelumnya juga, Presiden Trump mencela China kerana tidak menahan  Korea Utara yang terus melakukan uji cuba rudal.
Padahal, menurut Trump, China telah mendapat banyak keuntungan dalam hubungan ekonomi dengan AS.

Sementara, Rumah Putih hanya mengungkapkan bahwa AS dan China sepakat untuk berusaha menghentikan perilaku provokatif tersebut.
Pegawai   Korea Utara melalui kantor berita milik pemerintah KCNA, Sabtu (12/8/2017) menyebut pemerintahan Trump harus berbicara dan bertindak yang pantas jika tidak ingin AS menemui malapetaka yang tragis.

Ketegangan berkepanjangan yang terjadi akibat program nuklir  Korea Utara kian memburuk ketika  Korea Utara melakukan uji cuba rudal balistik antara benua pada Julai lalu.
Korea Utara  juga marah atas Keputusan PBB untuk meningkatkan sanksi ekonomi terhadap negara tersebut minggu lalu 
dipetik dari KOMPAS.com

Subscribe to receive free email updates:

Related Posts :