Update "Kami Dengar, Orang-orang Berteriak Bakar, Bakar, Bakar..." >> Berita Malay 18

  02/09/2017
Di tengah guyuran hujan, pengungsi Rohingya tertahan di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Foto diambil pada 31 Agustus.  
FOTO REUTERS VIA BBC INDONESIA Di tengah guyuran hujan, pengungsi Rohingya tertahan di perbatasan Myanmar-Bangladesh. Foto diambil pada 31 Ogos.
  Aparat keamanan Myanmar dipercayai memang mencuba untuk mengusir warga Muslim Rohingya dari negara   Rakhine.
Pegiat Arakan Project, Chris Lewa, mengatakan, kelompok pengamanan swakarsa di Rakhine pun ikut serta dalam pembakaran desa-desa yang dihuni warga Rohingya.

"Apa yang kami dengar adalah (orang-orang berteriak) 'bakar, bakar, bakar'. Dan sepertinya (pembakaran) menyebar dari selatan ke utara," kata Lewa, Jumaat (1/9/2017).

Dalam wawancara dengan BBC, Lewa mengatakan pembakaran rumah-rumah warga Rohingya berlangsung secara sistematik.
"Menurut saya sangat sistematik. Dari satu desa ke desa-desa yang lain. Kami juga mendengar orang-orang dibunuh ketika desa mereka diserang," kata Lewa.
Foto-foto yang beredar dalam beberapa hari terakhir memperlihatkan asap hitam membumbung ke angkasa dari desa-desa yang ditinggalkan warga Rohingya.

Apa yang disampaikan Lewa menguatkan kesaksian Abdullah, salah seorang pengungsi Rohingya, yang saat ini berusaha masuk ke negara tetangga, Banglades.

"Sangat menakutkan, rumah-rumah dibakar, orang-orang berlarian meninggalkan rumah mereka, anak dan orangtua terpisah, beberapa di antaranya hilang, yang lainnya mati," kata Abdullah.

Lewa juga menuturkan,  adanya pembunuhan 130 warga Rohingya di Desa Chut Pyin yang dipercayai  dilakukan aparat keselamatan Myanmar, dan kelompok pengamanan swakarsa.
"Kami diberi tahu bahwa tentera mengepung desa dan menyerang warga yang mencuba menyelamatkan diri."

Pernyataan Lewa ini dilansir harian Inggeris, The Guardian.
"Informasi yang kami peroleh dari lapangan menyebutkan, setidaknya 130 terbunuh, sebahagian besar akibat luka  kena tembak."
"Angka ini kami dapatkan dari jumlah korban yang telah dikubur," kata dia sambil menambahkan bahwa insiden ini terjadi pada hari Ahad (27/8/2017).

Operasi pembersihan
Pemerintah Myanmar tidak membolehkan wartawan masuk ke kawasan Rakhine, sehingga pernyataan di atas belum dapat diverifikasi.
Namun, foto-foto yang didapatkan wartawan memperlihatkan desa-desa yang dibakar dan juga para korban yang mengalami luka kena tembak.
PBB mengatakan hampir 40,000 warga Rohingya mengungsi ke Banglades dalam seminggu terakhir.

Krisis terbaru dipicu oleh serangan oleh milisi Rohingya terhadap beberapa pos keselamatan minggu lalu, yang kemudian dibalas dengan aksi tentera oleh pemerintah Myanmar.

Sumber tentera Myanmar mengatakan, tak kurang dari 400 orang maut dalam gelombang kekerasan terbaru ini.
Duta Besar Amerika Syarikat ke PBB, Nikki Haley, mengecam keras serangan milisi Rohingya, tapi juga mendesak militer Myanmar untuk tidak menyerang warga awam yang tidak berdosa.

Haley mengatakan, aparat keamanan Myanmar wajib mematuhi hukum kemanusiaan internasional, dengan tidak menyerang penduduk awam atau petugas bantuan kemanusiaan.

Namun, militer Myanmar mengatakan apa yang mereka lakukan adalah operasi membersihkan Rakhine dari unsur-unsur teroris
 Sumber:Kompas.com

Subscribe to receive free email updates: